Amfoterisin B adalah obat yang dipakai untuk mengobati infeksi jamur yang serius dan berbahaya. Obat ini dapat ditemukan dalam bentuk oral (obat minum) dan suntikan.
Amfoterisin B bertugas dengan menghentikan pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur. Penggunaan obat ini tidak ditujukan untuk mengobati infeksi jamur ringan yang muncul di mulut, kerongkongan, dan vagina.
Merek dagang untuk amfoterisin B
Apa Itu Amfoterisin B Golongan Obat resep Kategori Antijamur Manfaat Mengobati infeksi jamur yang serius dan beberapa infeksi protozoa Digunakan oleh Dewasa Amfoterisin B untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Amfoterisin B untuk ibu menyusui Belum diketahui apakah amfoterisin dapat diserap ke dalam ASI atau tidak. Jika Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Bentuk obat Oral (obat minum) dan suntikan Peringatan Sebelum Menggunakan Amfoterisin B: Jangan menggunakan amfoterisin B jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter jika memiliki riwayat penyakit ginjal, jantung, dan hati, serta jika pernah menerima transfusi darah. Beri tahu dokter jika baru-baru ini menjalani operasi, termasuk operasi gigi. Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan sebelum mengonsumsi amfoterisin B. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Segera temui dokter jika mengalami overdosis atau reaksi alergi obat setelah menggunakan amfoterisin B. Dosis dan Aturan Pakai Amfoterisin B
Berikut ini adalah dosis amfoterisin B berdasarkan bentuk obatnya:
Bentuk oral
Candidiasis: 100 mg, 4 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga maksimal 200 mg, 4 kali sehari.
Bentuk suntikan (intravena dan intratekal)
Aspergillosis: 0,6-0,7 mg/kgBB, selama 3-6 bulan. Endokarditis jamur: 0,6-1 mg/kgBB, 1 kali seminggu. Jika pasien baru saja menjalani operasi, dosis yang diberikan adalah 0,8 mg/kgBB, 1 kali selama 6-8 minggu. Infeksi jamur sistemik parah: 0,25 mg/kgBB per hari. Dosis bisa ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 1 mg/kgBB per hari. Meningitis jamur: 0,25 – 1 mg, 2-4 kali seminggu.
Bentuk cair
Candiduria: 50 mg yang dilarutkan dalam 1000 ml cairan aqua steril 1 kali per hari. Cara Menggunakan Amfoterisin B dengan Benar
Ikuti petunjuk dokter atau keterangan yang tercantum di kemasan obat saat menggunakan amfoterisin B. Pastikan menggunakan amfoterisin B sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jangan menambahkan dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Amfoterisin B suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah dan diberikan 1—2 kali sehari.
Jangan menghentikan penggunaan obat meskipun merasa sudah membaik. Jika penggunaan obat ini dihentikan selama 7 hari atau lebih, Anda harus mengulang ke dosis awal.
Interaksi Amfoterisin B dengan Obat Lain
Ada beberapa interaksi yang mungkin terjadi jika menggunakan amfoterisin B bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada ginjal jika digunakan bersama amikasin, cidofovir, iodinated, siklosporin, ioversol, neomisin PO, streptozosin, takrolimus, dan telcoplanin. Peningkatan efektivitas cisatracurium Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia dan gangguan pernapasan jika digunakan bersama corticotropin dan digoksin. Peningkatan risiko terjadinya gangguan pernapasan jika digunakan bersama onabotulinumtoxin, pancuronium, rapacuronium, rimabotulinumtoxinB, rocuronium, suksinilkolin, dan vekuronium. Efek Samping dan Bahaya Amfoterisin B
Efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan Amfoterisin B adalah:
Mual dan muntah Sakit kepala Sakit perut Diare Nyeri otot dan sendi Memar dan bengkak pada lokasi penyuntikan Hilangnya nafsu makan Penurunan berat badan
Temui dokter jika keluhan terus berlanjut. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami reaksi alergi obat, seperti munculnya ruam gatal di kulit, bengkak pada bibir dan mata, kesulitan bernapas, atau efek samping serius, seperti:
Kulit pucat Kejang Penyakit kuning Penumpukan cairan di paru-paru Nyeri saat buang air kecil Pembengkakan di kaki Demam