Bedaquiline: Inovasi untuk Pengobatan Tuberkulosis MDR

Bedaquiline adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi tuberkulosis paru yang resistan terhadap berbagai obat antituberkulosis lainnya, atau yang dikenal sebagai tuberkulosis multi-drug resistant (MDR). Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan hanya boleh digunakan atas anjuran dokter.

Bedaquiline merupakan obat golongan antibiotik yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC paru MDR. Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan, penggunaan bedaquiline harus dikombinasikan dengan obat antibiotik lain, seperti levofloxacin.

Obat ini tidak boleh digunakan untuk sembarang infeksi bakteri, apalagi infeksi virus atau jamur. Pemanfaatan bedaquiline harus dalam pengawasan dokter karena jika pemakaiannya tidak tepat, obat ini bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Apa Itu Bedaquiline?

Bedaquiline merupakan obat resep yang termasuk dalam kategori antibiotik dan antituberkulosis. Manfaat utamanya adalah mengatasi tuberkulosis paru. Obat ini dikonsumsi oleh dewasa dan anak-anak berusia 6 tahun ke atas dengan berat badan minimal 30 kg. Bagi ibu hamil dan menyusui, bedaquiline masuk dalam kategori B, yang berarti studi pada hewan percobaan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada manusia. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan bagi ibu hamil yang ingin menggunakan obat ini. Belum diketahui secara pasti apakah bedaquiline dapat terserap ke dalam ASI, sehingga ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Bedaquiline tersedia dalam bentuk tablet dan dipasarkan dengan merek dagang Sirturo.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Bedaquiline

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi bedaquiline, yaitu:

  1. Riwayat Alergi: Beritahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Bedaquiline tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  2. Kondisi Kesehatan Lain: Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki gangguan irama jantung atau kelainan hasil rekam listrik jantung (EKG), gagal jantung, penyakit jantung koroner, baru mengalami serangan jantung, hipotiroidisme, gangguan keseimbangan elektrolit darah, HIV/AIDS, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
  3. Kehamilan dan Menyusui: Beritahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  4. Obat Lain: Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  5. Prosedur Medis: Jika direncanakan menjalani operasi atau prosedur medis tertentu, termasuk operasi gigi, informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan bedaquiline.
  6. Efek Samping Serius: Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi bedaquiline.

Dosis dan Aturan Pakai Bedaquiline

Bedaquiline harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter dan dikombinasikan dengan setidaknya 3-4 obat antibiotik lain. Berikut adalah dosis umum bedaquiline:

  1. Dewasa dan Anak Usia ≥6 Tahun dengan Berat Badan >30 kg: 400 mg per hari pada minggu pertama dan kedua, kemudian 200 mg tiga kali per minggu dari minggu ke-3 hingga minggu ke-24. Jarak antar dosis setidaknya 48 jam.
  2. Anak Usia ≥6 Tahun dengan Berat Badan 16-30 kg: 100 mg per hari selama dua minggu, dilanjutkan dengan 50 mg tiga kali seminggu mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-24.

Cara Mengonsumsi Bedaquiline dengan Benar

Berikut adalah panduan mengonsumsi bedaquiline dengan benar:

  1. Ikuti Anjuran Dokter: Selalu ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang terdapat pada kemasan sebelum minum bedaquiline.
  2. Pemeriksaan Jantung: Obat ini bisa menyebabkan masalah jantung yang serius, oleh karena itu, Anda perlu menjalani pemeriksaan aktivitas jantung (EKG) sebelum dan selama pengobatan dengan bedaquiline.
  3. Konsumsi Setelah Makan: Bedaquiline sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Telan obat secara utuh bersama air putih tanpa dikunyah, dibelah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
  4. Jadwal Konsumsi: Usahakan untuk minum bedaquiline pada jam yang sama setiap harinya. Jika lupa mengonsumsi bedaquiline harian pada pengobatan 2 minggu pertama, segera minum begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal pemakaian berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  5. Pengaturan Hari Konsumsi: Untuk minggu ke-3 dan seterusnya, sebaiknya tetapkan hari minum obat guna memudahkan Anda mengingat, misalnya hari Senin, Rabu, dan Jumat. Tentukan juga waktu minum obat per harinya.
  6. Kontrol Rutin: Lakukan kontrol secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan dokter selama menggunakan obat ini. Pemeriksaan diperlukan untuk memantau efek samping dan perkembangan penyakit.

Interaksi Bedaquiline dengan Obat Lain

Penggunaan bedaquiline bersama obat-obatan tertentu dapat menimbulkan interaksi obat, seperti:

  1. Torsade de Pointes: Peningkatan risiko terjadinya kondisi ini jika digunakan bersama aripiprazole atau rilpivirine.
  2. Efek Samping: Peningkatan risiko terjadinya efek samping bedaquiline jika digunakan bersamaan atau dalam waktu dekat dengan clarithromycin atau ritonavir.
  3. Penurunan Efektivitas: Penurunan efektivitas bedaquiline jika digunakan dengan amobarbital atau apalutamide.

Untuk mengurangi risiko interaksi obat, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bedaquiline bersama obat lain. Beritahu dokter tentang obat apa saja yang Anda gunakan dalam 1-2 minggu terakhir.

Efek Samping dan Bahaya Bedaquiline

Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi bedaquiline meliputi:

  1. Umum:
    • Mual atau muntah
    • Sakit maag
    • Sakit kepala
    • Nyeri sendi
    • Kelainan hasil tes fungsi hati
  2. Serius:
    • Jantung berdebar, detak jantung tidak teratur
    • Napas pendek
    • Kepala terasa ringan seolah akan pingsan
    • Nyeri dada
    • Lemas
    • Tidak nafsu makan
    • Penyakit kuning
    • Demam
    • Tinja berwarna pucat seperti dempul
    • Urine berwarna gelap
    • Batuk berdarah

Periksakan diri ke dokter jika efek samping yang dialami tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *