Kotrimoksazol: Antibiotik Kombinasi untuk Infeksi Bakteri

Kotrimoksazol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, seperti bronkitis, infeksi telinga tengah (otitis media), dan infeksi saluran kemih. Obat ini merupakan kombinasi dari dua zat aktif, yaitu trimethoprim dan sulfamethoxazole, yang bekerja bersama untuk melawan bakteri.

Selain itu, kotrimoksazol juga efektif dalam mengobati dan mencegah pneumonia pneumocystis (PCP), sebuah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii. Infeksi ini umumnya menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS.

Cara Kerja dan Kategori Obat

Kotrimoksazol tergolong dalam kelompok antibiotik sulfonamida. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri, memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh bakteri secara efektif. Perlu dicatat bahwa kotrimoksazol tidak efektif melawan infeksi virus seperti flu dan pilek.

Merek DagangBeberapa merek dagang kotrimoksazol antara lain: Cotrimoxazole, Decatrim, Infatrim, Infatrim Forte, Mesaprim, Miratrim, Miratrim Forte, Mesaprim, Moxalas, Novatrimm Omegtrim, Primavon, Ratrim Forte, Sanprima, Saltrim, Sanprima Forte, Sisoprim, Sisoprim Forte, Sultrimmix, Trimoxsul Forte, Toxaprim, Yekaprim Forte.

Informasi Penting tentang Kotrimoksazol

Golongan: Obat resep
Kategori: Antibiotik sulfonamida
Manfaat: Mengobati infeksi bakteri
Penggunaan: Dewasa dan anak usia >6 minggu
Kehamilan: Kategori C (studi pada hewan menunjukkan efek samping, belum ada studi terkontrol pada manusia. Gunakan hanya jika manfaat melebihi risiko)
Menyusui: Dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum digunakan.
Bentuk obat: Tablet, kaplet, dan suspensi

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Kotrimoksazol

Sebelum menggunakan kotrimoksazol, perhatikan beberapa hal berikut:

  1. Jangan gunakan kotrimoksazol jika Anda alergi terhadap sulfamethoxazole atau trimethoprim.
  2. Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami trombositopenia akibat sulfonamida atau trimethoprim.
  3. Jika Anda memiliki anemia megaloblastik akibat kekurangan folat, phenylketonuria, penyakit hati, atau penyakit ginjal, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kotrimoksazol.
  4. Informasikan kepada dokter jika Anda menderita asma, kekurangan asam folat, HIV/AIDS, penyakit tiroid, porfiria, atau defisiensi G6PD.
  5. Beri tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi untuk menghindari interaksi obat.
  6. Hindari paparan sinar matahari langsung dalam jangka waktu lama selama pengobatan dengan kotrimoksazol, karena dapat membuat kulit lebih sensitif. Gunakan pakaian pelindung, tabir surya, dan kacamata hitam saat berada di luar ruangan.
  7. Jika Anda hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kotrimoksazol.
  8. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius setelah mengonsumsi kotrimoksazol.

Dosis dan Aturan Pakai

Kotrimoksazol tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, atau suspensi. Berikut ini adalah dosis umum kotrimoksazol:

Untuk bronkitis kronis, infeksi saluran kemih, otitis media akut:

  • Dewasa dan anak >12 tahun: 960 mg dua kali sehari. Untuk infeksi berat, 2880 mg per hari dibagi dalam dua dosis.
  • Anak 6–12 tahun: 480 mg dua kali sehari.
  • Anak 6 bulan–5 tahun: 240 mg dua kali sehari.
  • Anak 6 minggu–5 bulan: 120 mg dua kali sehari.

Untuk pneumonia pneumocystis:

  • Dewasa dan anak >12 tahun: Hingga 120 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam 2–4 dosis selama 14–21 hari.

Untuk pencegahan pneumonia pneumocystis:

  • Dewasa: 960 mg sekali sehari selama 7 hari atau 960 mg dua kali sehari, tiga kali seminggu.
  • Anak >12 tahun: 960 mg dua kali sehari selama 7 hari.
  • Anak 6–12 tahun: 480 mg dua kali sehari selama 7 hari.
  • Anak 6 bulan–5 tahun: 240 mg dua kali sehari selama 7 hari.
  • Anak 6 minggu–5 bulan: 120 mg dua kali sehari selama 7 hari.

Cara Mengonsumsi Kotrimoksazol dengan Benar

  1. Ikuti petunjuk dokter dan baca kemasan obat sebelum mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dengan dokter.
  2. Untuk mengurangi risiko sakit perut, konsumsi kotrimoksazol saat makan.
  3. Minum air putih yang cukup selama pengobatan untuk mencegah efek samping.
  4. Jika menggunakan suspensi, kocok obat terlebih dahulu dan gunakan sendok takar yang disediakan.
  5. Jika lupa mengonsumsi dosis, segera minum jika jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis.
  6. Simpan kotrimoksazol di tempat kering dan sejuk, jauh dari sinar matahari dan jangkauan anak-anak.

Interaksi Obat

Beberapa interaksi yang mungkin terjadi:

  • Peningkatan risiko trombositopenia dengan thiazide.
  • Peningkatan efek samping obat diabetes, phenytoin, atau antikoagulan oral seperti warfarin.
  • Peningkatan risiko kerusakan ginjal dengan ciclosporin.
  • Peningkatan risiko anemia megaloblastik dengan methotrexate atau pyrimethamine.
  • Peningkatan kadar digoxin, lamivudine, procainamide, atau repaglinide.
  • Peningkatan risiko hiperkalemia dengan ACE inhibitor.
  • Peningkatan kadar dofetilide yang dapat memperpanjang interval QT jantung.
  • Peningkatan risiko kegagalan pengobatan dengan leucovorin pada penderita HIV dengan pneumonia akibat P. jirovecii.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan

Jika mengalami efek samping serius seperti kelemahan otot, perubahan suasana hati, gangguan ginjal, kantuk berat, hipoglikemia, atau diare berat, segera hubungi dokter. Juga, jika terjadi reaksi alergi serius, seperti sakit kepala yang tidak kunjung membaik, demam, batuk, atau sakit tenggorokan yang berkelanjutan, segera dapatkan bantuan medis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *